UJI ORGANOLEPTIK
Penilaian dengan indra juga disebut penilaian organoleptik atau penilaian sensori merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dan dihubungkan dengan penilaian secara obyektif. Analisa data mejadi lebih sistematis, demikian pula dengan metoda statistik yang digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan.
Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai
mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Penilaian ini
terkadang dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Penilaian dengan
indera dalam beberapa hal bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Jenis uji organoleptik diantaranya adalah uji rangsangan tunggal, uji pasangan
jamak, dan uji hedonik.
Uji rangsangan tunggal dan uji
pasanagn jamak merupakan jenis uji pembedaan. Uji pembedaan adalah satu
kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan bagi industri pangan atau industri
lainnya yang menghasilkan produk untuk masyarakat melalui pasar bebas atau
kondisi persaingan bebas. Untuk mempertahankan agar produk tetap dipilih oleh
kosumen, produk harus senantiasa dapat mempertahankan karakter dasarnya, tetapi
harus dapat menampilkan atribut mutu organoleptiknya secara progres demi
peningkatan kepuasan pelanggan. Produk harus dapat memenuhi kriteria mutu
baik, jumlah cukup, distribusi lancar dan harga bersaing. Beberapa produk bahkan
tidak cukup hanya sekedar memenuhi persyaratan standar minimal yang diharuskan,
tetapi harus lebih.
Uji ini juga
dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses
atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri,atau untuk mengetahui adanya
perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Sifat atau
kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis agar efektif. Keandalan
(reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari pengenalan sifat mutu
yang diinginkan, tingkat latihan panelis, dan kepekaan masing-masing panelis
Uji rangsangan tunggal adalah uji pembedaan yang digunakan untuk
menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya, sedangkan uji pasangan jamak
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan pada sampel uji dari pembanding yang banyak. Uji
rangsangan tunggal umumnya digunakan
untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya. Antara kedua contoh
tersebut tidak ada perbedaan yang nyata kecuali criteria yang akan diuji. Uji
pasangan jamak merupakan uji yang serupa dengan uji rangsangan tunggal dengan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Apabila pada uji rangsangan tunggal
digunakan 1 buah contoh baku, maka pada uji pasangan jamak digunakan 2 kelompok
contoh yang harus dipisahkan atau dinilai apakah termasuk contoh kelompok A
atay dinilai bukan kelompok A. Uji rangsangan tunggal dalam praktikum ini
menggunakan sampel susu dengan
menggunakan 3 sampel susu yang diberi kode, sedangkan uji pasangan jamak pada
praktikum ini dilakukan menggunakan beberapa sampel mie instan.
Macam - Macam Uji Organoleptik
Panelis
disajikan contoh baku A secara berulang-ulang hingga panelis mengenal betul
sifat contoh baku A tersebut. Pengenalan contoh baku A ini dilakukan secara
intensif, setelah itu contoh baku A dan contoh yang diuji disajikan secara
acak. Contoh yang disajikan dalam praktikum ini adalah susu sapi sebagai contoh
A dan susu kedelai sebagai contoh bukan A.
Setelah
panelis mengenal dengan baikcontoh baku A, kemudian diminta untuk menilai
apakah contoh yang dinilai termasuk A atau bukan A. Untuk contoh pengenalan
susu sapi dan susu kedelai, panelis diminta untuk menilai bau dan rasa dari susu tersebut. Hasil penilaian
dimasukkan ke dalam formulir uji rangsangan tunggal. Penulisan nilai dituliskan
dengan tanda ceklis pada kolom A dan bukan A bergantung pada hasil uji
rangsangan tunggal yang dilakukan oleh panelis.
Seperti
halnya uji pasangan dengan penyajian 2 contoh, maka penggolongan ke A atau
bukan A dapat dilakukan dengan melihat tabel jumlah terkecil untuk menyatakan
beda nyata berekor 2. Setelah diadakan tabulasi data seperti Tabel 3.6 pada
modul, maka jumlah tersebut dicocokkan dengan lampiran 1 yang menyatakan suatu
contoh berbeda dengan lainnya.
Uji pasangan jamak
Sebagai contoh
dapat disajikan dua kelompok mie instan produk PT. A dan kelompok B adalah mie
instan produk PT. B. Panelis diminta untuk menggolongkan contoh-contoh yang
disajikan, apakah termasuk dalam kelompok A ataukah dalam kelompok B. Hasil
dimasukkan ke dalam formulir pengujian pasangan jamak. Tanda 0 digunakan untuk
menunjukkan contoh sama dengan contoh baku dan tanda 1 digunakan untuk
menunjukkan contoh berbeda dengan contoh baku. Selanjutnya hasil yang diperoleh
ditabulasikan seperti pada Tabel 3.7 yang terdapat pada modul.
Dari
data yang diperoleh, dapat dilihat persentase panelis yang menyatakan suatu
contoh termasuk dalam golongan A atau golongan B. Selain itu dapat juga
diketahui seberapa jauh penyimpangan mutu masih dapat diterima sehingga contoh
masih termasuk ke dalam dua kategori tersebut.
Uji hedonik
Contoh uji
hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak
boleh mengulanag-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang
disajikan. Sehingga untuk satu panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh
disajikan satu persatu sehingga panelistidak akan membanding-bandingkan satu
contoh dengan lainnya. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis teh kotak dari
berbagai merek.
Penilaian
uji hedonik dilakukan secara spontan. Kemudian diisikan pada formulir uji
hedonik dengan criteria penilaian sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak
suka, netral, agak suka, suka, dan sangat suka. Hasil penilaian kemudian
dikonversi ke dalam angka dari rentang nilai 1-7. Hasil uji hedonik
ditabulasikan dalam suatu tabel, kemudian dilakukan analisis dengan ANOVA dan
uji lanjutan seperti Duncan’s Multiple
Test.
0 komentar:
Posting Komentar